Manfaat Mencintai Nabi Muhammad
Assalamualaikum, Weirdo muslim. Mimin come back nih. Sesuai janji mimin di post sebelumnya, kali ini mimin mau post tentang "Manfaat Mendalam Mencintai Nabi Muhammad". Kalian jangan lupa untuk membaca artikel "Mengapa kita cinta Nabi Muhammad", soalnya artikel ini itu saling berhubungan satu dengan yang lain nya. Well, check this out!
Manfaat Mencintai Nabi Muhammad s.a.w
Maha suci Allah yang telah menciptakan kita umat nya. Rasulullah adalah kekasih Allah SWT yang senantiasa menebarkan kebaikan. Kita sebagai umat muslim sudah sepatut nya mencintai keduanya, Allah dan Rasulullah. Karna hal tersebut adalah sebuah perintah yang datang nya dari Allah. Sungguh bukanlah sesuatu yang sia-sia apabila kita mencintai Allah dan Rasulullah, melainkan kita akan mendapatkan sesuatu yang sangat bermanfaat apabila melakukan hal itu dengan sepenuh hati. Berikut adalah manfaat mencintai Nabi Muhammad, yang akan dibahas lebih dalam :
1. Mahabbatullah
Natijah
(buah) dari ittiba’ kita kepada Rasulullah saw. jika kita lakukan
dengan benar adalah mahabbatullah (cinta dari Allah swt) sekaligus
maghfirah (ampunan)Nya.
Katakanlah
(hai Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” (Ali Imran: 31)
Cinta
kepada Allah swt. yang dibuktikan dengan ittiba’ kepada Rasulullah saw.
akan melahirkan buah manis berupa cinta Allah swt. Allah swt.
memerintahkan kita mengikuti Rasulullah saw., dan setiap perintah Allah
swt. apabila kita laksanakan dengan ikhlas dan benar pasti akan
mendatangkan cinta dari-Nya. Ketika Allah telah mencintai hamba-Nya,
maka segala kekurangan dan dosa yang terjadi akan mudah diampuni oleh
Allah swt.
2. Rahmatullah
Orang-orang
yang mentaati Rasulullah saw. dengan mengikuti sunnah beliau akan
memperolah rahmat dari Allah swt. Karena orang-orang yang mencontoh
Rasulullah saw. pastilah orang-orang yang berbuat baik atau ihsan (ingat
makna ahsanu ‘amala menurut Fudhail bin ‘Iyadh di atas), dan
orang-orang yang berbuat ihsan amat dekat dengan rahmat Allah swt.
“Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain, mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (At-Taubah: 71)
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-A’raf: 56).
3. Hidayatullah
«إِنَّ
لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً، فَمَنْ كَانَتْ
فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِيْ فَقَدِ اهْتَدَى، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ
إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ» (رواه ابن خزيمة في صحيحه وأحمد في
مسنده والبيهقي في الشعب والطبراني وأبو نعيم).
Rasulullah
saw. bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai puncak semangat,
dan setiap semangat memiliki titik jemu (lesu). Maka barangsiapa
kelesuannya tetap dalam sunnahku berarti ia telah mendapat petunjuk
(dari Allah), dan barangsiapa kelesuannya tidak dalam sunnahku berarti
ia celaka. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Ahmad dalam Musnadnya,
Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, At-Thabarani dan Abu Nu’aim).
Hadits
di atas menegaskan bahwa tetap berada dalam sunnah Rasulullah saw.
dalam segala keadaan akan mendatangkan tambahan petunjuk dari Allah swt.
Oleh karenanya, orang-orang yang beriman selalu berusaha mengikuti
sunnah Rasulullah saw. ketika sedang bersemangat atau sedang lesu
(kurang semangat). Ia tidak membiarkan dirinya hanyut dan terbawa
bisikan setan sehingga membuatnya jauh dari hidayah Allah swt.
4. Mushahabatul Akhyar fil Jannah
“Dan
barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan
orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.”
(An-Nisa: 69).
Orang yang
ittiba’ kepada Rasulullah saw. akan dikumpulkan bersama orang-orang
pilihan di surga nanti, yaitu para nabi, orang-orang yang shiddiq,
syuhada, dan shalihin.
As-Syafaah
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ:
“اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ
الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ
مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِى وَعَدْتَهُ”، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ
الْقِيَامَةِ » (رواه البخاري).
Rasulullah
saw. bersabda, “Barangsiapa berdoa ketika mendengar panggilan adzan:
‘Ya Allah Rabb seruan yang sempurna ini, dan shalat yang ditegakkan,
berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, bangkitkan dia
dengan kedudukan mulia yang telah Engkau janjikan kepadanya’, maka akan
mendapat syafaatku di hari kiamat.” (Bukhari).
Hadits
di atas menunjukkan keutamaan doa setelah adzan. Ia juga mengisyaratkan
bahwa mengikuti perintah dan arahan Rasulullah saw. adalah sesuatu yang
membuat kita berhak mendapatkan syafaat dari beliau. Logikanya, jika
mentaati satu perintah Rasulullah saw. saja yakni membaca doa setelah
adzan, akan membuat pembacanya berhak mendapatkan syafaat beliau,
apalagi dengan mengikuti dan mentaati sunnah beliau secara keseluruhan,
maka orang itu lebih berhak untuk mendapatkan syafaat beliau.
5. Nadharatul Wajhi
Salah
satu bentuk ittiba’ Rasulullah saw. adalah mendengarkan, mempelajari,
menghafal, dan memahami hadits Rasulullah saw., kemudian menyampaikannya
kepada orang lain. Orang yang mempelajari hadits Rasulullah saw.,
menghafal kemudian menyampaikannya apa adanya tanpa menambah atau
mengurangi, maka Allah akan membuat wajahnya berseri dan bersinar.
«
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى
يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ
مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ » (رواه الترمذي).
Rasulullah
saw. bersabda, “Semoga Allah menyinari (wajah) seseorang yang mendengar
hadits dari kami, lalu ia hafal sehingga ia menyampaikannya kepada
orang lain. Boleh jadi seorang pembawa fiqih menyampaikan (ilmunya)
kepada orang yang lebih paham. Dan boleh jadi pembawa fiqih bukanlah
seorang yang faqih.” (Tirmidzi).
Hadits
di atas mendorong kita untuk selalu bersemangat mempelajari, memahami,
dan menghapal hadits Rasulullah saw, kemudian menyampaikan teks hadits
itu apa adanya dengan penuh amanah tanpa menambah atau mengurangi
sedikitpun. Jika kita itu kita lakukan kita berhak mendapatkan wajah
yang bersinar di hari kiamat nanti. Hadits di atas juga menyatakan bahwa
mungkin saja orang yang disampaikan kepadanya suatu ilmu kemudian ia
lebih paham daripada yang menyampaikan. Atau bahkan bisa jadi yang
menyampaikan sebuah riwayat tidak memahami riwayat tersebut, sedangkan
yang disampaikan justru memahaminya dengan baik.
6. Mujawaratur Rasul
Orang
yang mencintai Rasulullah saw., maka ia akan berusaha sekuat tenaga
untuk ittiba’ kepada Rasulullah saw. dengan mengikuti sunnah beliau.
Maka orang ini akan bersama Rasulullah saw di surga, seperti sabda
beliau:
((وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِى فَقَدْ أَحَبَّنِى وَمَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِى فِى الْجَنَّةِ)) (رواه الترمذي والطبراني في الأوسط)
“Barangsiapa
menghidupkan sunnahku, berarti ia mencintaiku; dan barangsiapa
mencintaiku, maka ia bersamaku di surga.” (Tirmidzi dan Thabarani di
Al-Mu’jam Al-Awsath).
7. Izzatun Nafsi
Orang
yang mengikuti Rasulullah saw. dengan ikhlas semata-mata karena
mencintai Allah dan Rasul-Nya, akan meraih kemuliaan dan kekuatan jiwa
dihadapan Allah swt. Betapa tidak? Ia telah mendapatkan kecintaan,
ampunan, rahmat, hidayah, dan berbagai anugrah lain dari Allah swt.
Dengan itu semua terangkatlah dirinya menuju tempat yang tinggi dan
mulia, ia tidak lagi peduli dengan kemuliaan di mata manusia selama ia
mulia di sisi Allah.
Ingatlah,
kemuliaan itu terletak pada mengikuti Allah Al-‘Aziz (yang memiliki
Izzah atau keperkasaan) dan mengikuti Rasul-Nya. “Padahal ‘izzah itu
hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi
orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (Al-Munafiqun: 8).
8. Al-Falah
“Maka
orang-orang yang beriman kepadanya (Muhammad saw), memuliakannya,
menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya
(Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-A’raf: 157)
Keberuntungan
pasti akan diperoleh oleh mereka yang selalu ittiba’ kepada Rasulullah
saw. dengan beriman kepadanya, memuliakannya, menolong (ajaran)nya, dan
selalu mengikuti cahaya Al-Qur’an.
9. Kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat
Tak
dapat diragukan lagi bahwa orang yang mendapatkan semua nataij dari
mengikuti Rasulullah saw. di atas adalah orang-orang yang pasti
berbahagia hidupnya dengan kebahagiaan hakiki di dunia maupun di
akhirat.
“Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97)
Subhanallah, banyak sekali manfaat yang akan kita dapat dari mencintai Nabi muhammad. Ini semua semoga dapat memacu kita sebagai umat nya untuk lebih mencintai Rasulullah. Buat para muslim nih ayolah jangan cuman mengidolakan penyanyi barat atau apalah itu yang belum tentu ada manfaat nya. Mendingan mengidolakan Rasulullah yang jelas- jelas banyak manfaat nya ya kannn. Ngga ada alasan ya Weirdo untuk tidak mengidolakan Nabi Muhammad. Semoga aja post kali ini bermanfaat
ya. Maaf bila ada kata yang salah atau informasi yang kurang tepat,
mimin kan manusia juga hehehe. Terimakasih buat para Weirdo yang udah
baca post ini, baca artikel kami yang lain yaa.
Post a Comment